Jum’at Lalu tepatnya, saya terkejut sekali mendengar
pengakuan teman saya terkait penyakitnya ini. Dia secara terbuka tapi tertutup
menceritakan semuanya pada saya. Maksudnya begini, tiba-tiba saja dia meminta
untuk bertemu dengan saya di tempat kosnya yang waktu itu sedang sepi. Dia
tampak sedih sekali saya kira habis diputuskan pacarnya atau sekedar telat
datang bulan dan takut hamil. Ternyata tidak, selama sebulan ini dia menyimpan
aibnya sendiri rapat-rapat. Yang membuatnya semakin lama semakin menumpuk
stress dan menyebabkan depresi baginya.
Dia(teman saya ini) sebut saja namanya Bunga(bukan nama
asli), menangis sejadi-jadinya memeluk saya erat dan memohon pada saya untuk
meneruskan kisah pribadinya ini untuk publik melalui blog saya ini(karena dia tau
saya seorang blogger dan aktif di dunia maya). Tujuannya tidak lain adalah
untuk ‘Mencegah’ terjadinya hal yang sama sepertinya dan agar menjadi pelajaran
bagi khalayak yang membaca tulisan ini. Berikut ini yang diutarakan Bunga ;
“Aku menyesal sejadi-jadinya, kamu tau kan kehidupan di kota
ini seperti apa. Tas branded, gadget terbaru, fashion terbaru, sepatu branded.
Semua tak bisa ditinggalkan, terutama di kampus kita yang terkenal mahasiswanya
adalah kaum elite(tidak semua namun kebanyakan).
Aku HARUS memiliki keunggulan
Brain, Beauty or Money.
Aku tak sepintar kamu(saya/pemilik blog ini),
Cantik
juga tidak,
Money? Orangtuaku harus banting tulang ngalor ngidul dulu buat
biaya kuliahku.
Aku tak bisa hanya mengandalkan uang dari mereka. Aku ingin
sekali bisa memiliki banyak teman seperti kamu dan yang lain, tidak dikucilkan
di kelas. Bukan seperti ‘babu’ yang dibutuhkan saat saat mereka kepepet. Aku
punya kenalan orang dalam(dunia 18+) aku tergiur pekerjaan darinya mulai dari
menemani karaoke dan terkadang sampai berakhir di ranjang.
Di jadwal kuliah yang padat berkerja paruh waktu terasa tak
sebanding gajinya. Dengan (maaf)menjual jasa sebagai penghibur lelaki aku bisa
mendapat berkali kali lipat bayaranya, hanya dengan ‘menemani’ mereka satu atau
dua jam lebih. Setiap uang yang ku dapat aku gunain buat beli tas, baju,
sepatu, make up dan segala kebutuhan yang dapat menunjangku sebagai mahasiswa
yang tergolong kekinian(*baca;gaul). Aku gak perlu lagi meminta uang saku yang
kurang terus menerus ke orangtuaku.
Aku kira banyak untung tapi malah buntung sekarang, iya aku
sekarang bingung harus mencari uang kemana. Tauku cara mencari uang dengan
cepat hanya ‘itu’. Aku butuh banyak uang sekarang ini untuk mengobati Penyakit
Menular Seksual yang sedang ku derita. Aku tak menyangka ini terjadi.
Aku pikir
resiko ML Cuma hamil diluar nikah sama HIV/AIDS yg bisa aku cegah pakek kondom
dan pil KB.
Ternyata tidak, karena kulit kami tetap bersentuhan langsung
bersatu padu dalam cumbu. Pelangganku tidak ‘sakit’ sepertinya, tak ada bau
atau hal mengganjal lain. Tapi aku ingat betul dia(pria hidung belang)
bercerita tentang mantannya yang (maaf)kelaminnya bau, bau sekali bahkan
katanya. Aku sempat bangga dan merasa tinggi saat dia memujiku “Kamu bersih,
aku suka. Gak kayak punya mantanku yang bau.” Ternyata ketinggianku mengantarku
pada virus penyebab PMS.
Kondom hanya menutupi ujung sampai batangnya saja, sedangkan
kulit pangkal kami bersentuhan, dan Virus penyakit menular seksual pun
menginfeksiku.
Tidak selalu yang kelihatan bersih dan tak berbau itu BERSIH.
Karena virus ini bisa muncul tanpa gejala. Buktinya, aku seorang wanita
penghibur baru yang begitu teliti melihat dan memilah pelanggan yang kurasa dan
kulihat ‘bersih’ tetap terinfeksi virus ini dan menimbulkan gejala tak nyaman
luar biasa.
Biaya pengobatan PMS bukan hanya secuil nominal saja, PMS
jenis apapun itu memang selalu memakan biaya. Apalagi jika sudah terinfeksi
akan sulit sembuh. Aku jadi ragu mau berhubungan badan dengan suamiku kelak,
karena takut dia kenapa-kenapa. Percaya diriku turun drastis. Aku baru ini
merasakan kotor, kotor sekali seperti tak seorangpun menginginkanku. Aku harus
bagaimana? Aku ingin mati saja ! Kenapa hanya aku yang menderita penyakit
seperti ini sedangkan mereka(ayam kampus lain) tidak. Aku mohon kamu share
kisahku ini, barangkali mereka baca dan tidak menyesal sepertiku. Mungkin sudah
banyak yang terinfeksi diluar sana dan siap menular ke orang lain melalui
hubungan seksual ilegal. “
Cerita tersebut hanyalah sebagian dari kisah prostitusi yang ada di sekitar kita, semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa lebih
baik tidak melakukan hubungan seksual secara bebas/ilegal. Lebih baik
persiapkan diri dengan ‘tetap bersih hingga waktunya tiba’ untuk calon pasangan
Anda kelak. Aborsi, menggunakan kondom atau pil KB ‘BUKAN HAL YANG DAPAT
DIANDALKAN’ ! Wallahu’alam.